Dikutip dari facebook.com
Saya sudah dua kali mengalami kasus yang terasa unik. Yang pertama
menimpa seorang pasien perempuan berusia sekitar 60 tahun, seorang lagi
berusia sekitar 70 tahun. Hampir sama. Saya akan kisahkan satu saja:
yang menimpa pasien kedua, katakanlah bernama Ibu Sari (bukan nama
sesungguhnya).
Selama 1 tahun ini, Ibu Sari rajin mengantar suaminya, pak Sarun, 72
tahun, penderita hipertensi dan penyakit jantung koroner. Pak Sarun
kondisinya cukup terkontrol karena memang rajin berobat dan patuh untuk
menjalani pola hidup sehat secara ketat. Ibu Sari belum pernah sakit.
Kecuali sekadar batuk-pilek biasa.
Kemarin tiba-tiba saja ibu Sari datang dengan keluhan sakit punggung
bagian bawah, yang pada pemeriksaan didapatkan pengeroposan tulang
belakangnya (menyebabkan retak/patah 2 buah ruas tulang belakang).
“Padahal selama satu tahun ini saya rajin MINUM SUSU ANLENE sehari 2
gelas!!!” (Pasien pertama mengalami hal sama, tapi tidak menyebutkan
merk susu yang ia minum).
Saya sering membaca artikel yang mempublikasikan bahwa susu buat
usia di atas 17 tahun sudah bukan merupakan minuman sehat sebab di atas
usia itu sistem pencernaan sudah sangat kekurangan enzym pemecah
susu, sehingga susu yang diminum saat di usus menjadi zat kimia
“asing” (sejenis lendir) yang justru potensial memicu kanker. Kecuali
itu, kalsium susu mempunyai sifat cepat diserap. Jika susu diperkaya
kalsium, justru mendorong pengeroposan tulang, sebab cepatnya
penyerapan kalisum menyebabkan badan merasa kelebihan kalsium,
sehingga secara darurat kalsium tulang akan diambil dan dibuang ke
dalam ginjal (potensial batu ginjal), dan bukannya memperkuat tulang,
malah mempercepat pengeroposan!
Setelah peristiwa ini, saya tergerak untuk berbagi dengan
teman-teman semua, termasuk artikel di bawah ini. Bagaimana pengalaman
kalian? silakan merespon! Terima kasih.
Makan-Minum: Bisa Bikin Sehat Atau Sakit
Minum
@ Yang Potensial Bikin Sakit
1. Minum air dingin / air es di tengah makan atau usai makan. Suhu
dingin dalam sistem pencernaan bisa menggumpalkan sebagian hasil
pencernaan atau malah bahan sebelum dicerna, akibatnya terjadi zat
“asing” bagi tubuh
yang potensial memicu kanker.
2. Minuman bersoda (carbonated, soft drink) seperti coca-cola,
sprite. Jika terlalu banyak / terlalu sering diminum potensial merusak
dinding usus. Jangan lebih dari 1 cangkir (maksimal 150 cc) setiap
kali minum dan dengan jarak
tidak kurang dari 3 jam antara 2 cangkirnya supaya cairan tubuh masih mampu menetralkan.
3. Air murni (destilasi) tak mengandung mineral sehingga malah akan
jadi beban ginjal dan mendorong dibuangnya natrium lewat urin, padahal
natrium itu mineral esensial.
4. Air kemasan (dalam wadah plastik) yang disimpan di bawah sinar
matahari atau di dalam lemari es: botol plastik, jerigen plastik, di
bawah sinar matahari atau jika didinginkan di bawah 8 celcius bisa
melepaskan molekul bahan
plastik yang potensial memicu kanker.
5. Air sumber (sumur dangkal maupun artesis) yang dalam pemeriksaan
laboratorium mengandung zat kimia yang tidak boleh ada dalam air
minum, terutama logam berat, kandungan insektisida atau pupuk, dan
pencemaran
oleh tinja (bakteri coli).
6. Hindari minum air di tengah makan; minum usai makan paling banyak
1-2 teguk saja. Minum air sebaiknya 30 menit sebelum makan atau 1 jam
sesudah makan. Air yang terlalu banyak bersama dengan makan bisa
mengganggu kerja ensim pencerna sehingga pencernaan jadi kurang sempurna.
@ Yang tidak ada manfaatnya: air heksagonal, air beroksigen:
struktur heksagonal atau kadar oksigen dalam air hanya bisa bertahan
dalam suhu kurang dari 4 celcius dan tidak tergoncang-goncang, itupun
hanya dalam waktu kurang dari 20 menitan. Lagipula oksigen dalam air
tidak bisa diserap usus, sebab bentuknya gas. Struktur heksagonal akan
segera rusak begitu memasuki tubuh manusia yang suhunya sekitar 36-37
celcius.
@ Yang Potensial Gangguan: susu (sapi) untuk usia dewasa ensim
pemecah susu sudah tidak ada, susu sulit dicerna, meninggalkan sisa
yang potensial mengganggu, bahkan potensial memicu kanker sebab yang
terbentuk di usus adalah “zat asing”. Kalsium tinggi dalam susu juga
ternyata bisa mendorong lebih banyak kalsium keluar dari tulang,
dengan hasil mempercepat pengeroposan. Termasuk susu sapi adalah semua
produk susu kaleng, cair maupun padat / bubuk. Dalam bentuk yogurt,
di mana susu sudah “dicerna” oleh bakteri susu barangkali lebih baik.
@ Yang Bisa Berefek Menyehatkan
1. Air masak biasa, setelah sumbernya diperiksa di laboratorium air minum dan dinyatakan sehat.
2. Air kemasan yang dipastikan penyimpanannya memenuhi syarat.
3. Berbagai air dengan kandungan mineral yang jika wadahnya plastik
penyimpanannya memenuhi syarat (tidak terpapar sinar matahari dan
dalam pendingin yang di atas 8 celcius)
4. Air masak yang dibubuhi perasan jeruk nipis, madu dan seujung
sendok teh garam yang berasal dari garam laut (bukan garam meja).
5. Air kelapa, jus / sari buah dalam jumlah terbatas (sehari 1-2 gelas).
6. Teh hijau, (tanpa gula, tanpa pemanis buatan).
7. Minuman tradisional semacam temulawak dan kunyit membantu perbaikan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh.
8. Susu kedelai dengan pengolahan yang benar.
9. Yang masih kontroversial: teh hitam dan kopi: di satu sisi dengan
pengolahan benar (diseduh tidak lebih dari 5 menit dan langsung
disaring), tanpa gula, dianggap mengandung antioksidan, anti kanker;
khusus untuk kopi,
meningkatkan kemampuan memori (anti kepikunan)
@ Jika anda ingin menyimpan air, terutama dalam lemari es atau dalam
bentuk panas, sebaiknya memakai wadah beling, panci stainless, panci
email, plastik bergaransi aman atau kendi tanah. Hindari menyimpan air
dalam wadah plastik tanpa garansi, terutama jika ada kemungkinan
terpapar sinar matahari dan suhu lemari es yang kurang dari 8 celsius,
dan jangan terlalu lama menyimpan air dalam wadah aluminium.
Makan
@ Makan Malam
1. Usahakan makan malam terakhir 2-3 jam sebelum tidur. Jangan makan
di tengah malam. Pada waktu malam (normalnya) tubuh sudah tak
membutuhkan energi, tubuh mulai membangun dan juga membuang. Kalau
dimasuki
makanan, kedua proses ini akan kacau. Akibatnya energi akan langsung diubah menjadi timbunan lemak: mudah jadi gemuk.
2. Rasa lapar di tengah malam umumnya karena kelainan hormonal,
terutama hormon stres (kortisol) yang memicu rangsang “membutuhkan
energi” dalam bentuk lapar. Padahal sebenarnya secara fisik tidak
dibutuhkan energi.
Karena itu pengatasannya ya mengelola stres dengan bijak: meditasi, belajar pasrah, belajar bersyukur dan bukannya makan.
3. Kecenderungan makan di tengah malam adalah karbohidrat (nasi,
roti, manis-manis) dan lemak (gorengan, es krim), dan biasanya dengan
porsi lebih besar sehingga sangat menggemukkan dan mengacau sistem
pencernaan.
Jika anda tak sanggup menahan diri untuk tidak makan, sediakan
sayuran matang atau sayur yang memang bisa dimakan mentah (dicuci
bersih dulu), dalam wadah keramik (piring, mangkuk) yang ditutup dengan
tutup
keramik juga, atau stainless, atau wadah plastik yang bergaransi
aman. Makan sedikit demi sedikit sayur itu, dikunyah pelan-pelan,
maka rasa lapar akan hilang tanpa mengacau sistem anda. Rasa lapar
juga dapat diatasi
dengan minum: 1 gelas air dibubuhi perasan jeruk nipis dan seujung sendok garam laut (tanpa madu).
4. Jika terpaksa anda makan dekat waktu tidur (misalnya dalam pesta
malam / larut malam), posisi tidur yang ideal adalah miring ke kiri,
atau dengan bagian dada-kepala yang ditinggikan (bukan menambah bantal
melainkan
mengganjal separuh kasur bagian dada-kepala setinggi kira-kira
20 cm). Dengan begitu asam lambung tidak akan naik ke kerongkongan dan
menimbulkan sakit maag.
@ Perbandingan Porsi
Perbandingan ideal antara makan pagi-siang-malam ada berbagai
pandangan, tapi saya berpendapat yang paling mendekati logika adalah:
Makan pagi kenyang, sebab sepanjang pagi-siang bakal dibutuhkan energi untuk bekerja
Makan siang secukupnya, sebab hanya untuk memenuhi kebutuhan energi di sisa hari, yang umumnya sudah banyak berkurang
Makan malam, berhenti makan sebelum kenyang sebab sudah sangat kecil kebutuhan akan energi.
@ Buah
Makanlah buah jauh dari makan utama (nasi), sebab sistem pencernaan
buah sangat berbeda dengan sistem pencernaan nasi (dan daging). Kalau
buah terlalu dekat dengan nasi / daging, salah satu akan dicerna tidak
sempurna dan malah menimbulkan gangguan pencernaan.
@ Jenis Makanan
1) Batasi pemakaian gula; pakai madu lebih baik, jika rasanya
sesuai. Gula yang relatif aman adalah gula dari tetes tebu, semacam
gula batu. Gula aren dan gula kelapa yang diolah dengan benar juga
masih dapat dipandang relatif
aman, namun sebaiknya terbatas.
2) Jika memungkinkan, makanlah sumber karbohidrat yang masih
berkulit ari (beras pecah kulit, gandum kasar, jagung yang masih
berkulit ari). Kulit ari yang masih utuh memperlambat nasi diubah
menjadi gula sehingga naiknya
kadar gula dalam darah juga berlangsung lambat, insulin tidak
segera dikeluarkan. Atau makanlah kentang, sebab index glikemik kentang
rendah: kecepatan perubahannya menjadi gula lambat.
3) Jika memungkinkan juga, usahakan sumber energi bukan dari
karbohidrat melainkan dari sayuran, buah-buahan dan protein: daging,
telur (organik) dan lemak dalam jumlah terbatas. Juga kacang-kacangan.
4) Sumber protein terbaik adalah ikan air (laut dan air tawar), tapi
kurangi pengolahan dengan menggoreng atau membakar. Kuah lebih baik.
5) Kenali sumber anti oksidan dan mikro nutrient: yang terkenal
misalnya brokoli, mentimun, wortel, alpukat, sirsak, stroberi, tomat,
apel
6) Hindari semua bahan pengawet, pewarna non-makanan, penguat rasa
yang berlebihan, pemanis buatan karena potensial menjadi bahan pemicu
kanker.
@ Penyiapan & Pengolahan
1. Daging, ikan, segera setelah dibeli, balur merata dengan perasan
jeruk nipis atau larutan cuka, dan segera masukkan lemari es dalam
wadah kedap.
2. Sayuran, cuci sebelum dipotong-potong. Keringkan dengan kertas
pengisap khusus (towel) sampai kering betul, bungkus dengan kertas
koran bersih, masukkan wadah kedap, simpan di lemari es. Tengok tiap
hari, jika
basah, segera keringkan, ganti kertas koran.
3. Daging dan ikan jika kurang matang, kuman tidak mati, tapi jika
terlalu matang, protein dan lemaknya bisa rusak, terbentuk kholesterol
yang berpotensi membentuk plak.
Jika memungkinkan, belilah termometer daging. Waktu memasak,
ukur suhu internal daging / ikan. Suhu 72 celsius sudah mematikan kuman
dan belum merusak. Karena itu menggoreng dan membakar sebenarnya
kurang
baik sebab merusak.